Referansi : Yeh 2:1-5; Mazmur 123, 2 Kor
12:2-10, Mark 6:7-13
Yehezkiel dipanggil dan diutus Allah sebagai
nabi kepada bangsa Israel
yang memberontak dan melawan Allah, dan mungin saja mereka mau mendengarkannya
atau tidak (Yeh 2:1-5).
Paulus dipanggil dan diutus Kristus
sebagai rasul di dalam segala kelemahan tubuhnya (sakit berkepanjangan karena ada
utusan Iblis yang menggocoh tubuhnya), siksaan, kesukaran dan kesesakan, sebagaimana
disaksikannya dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Namun demikian dia
senang dan rela, karena jika dia lemah, dia menjadi kuat oleh karena Kristus (2
Kor 12:2-10).
Yesus mengutus para murid berdua-dua untuk memberitakan agar orang Israel bertobat,
ada kemungkinan mereka diterima atau ditolak. Mereka hanya boleh membawa tongkat,
satu alas kaki, satu baju tetapi Yesus memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat.
Mereka tidak boleh membawa apa-apa termasuk roti, bekal dan uang. Dalam
perjalanannya mereka bersaksi, berkhotbah dan banyak mengusir roh jahat serta
menyembuhkan orang sakit (Mark 6:7-13).
Bagaimana dengan Anda dan saya ?
Dalam pertemuan Missionaris sedunia,
seorang wakil dari Afrika Tengah berbicara; “Jika kami ingin mewartakan amanat
Kristus ke suatu desa, kami tidak mengirim kepada mereka seorang pengkhotbah
atau buku-buku. Kami memilih keluarga-keluarga Kristen yang baik untuk pergi
dan tinggal di tengah mereka. Teladan kekristenan merekalah niscaya akan
mengubah desa itu”.
Percakapan pertemuan Missionaris
diatas bukan mau mengatakan bahwa seorang pengkhotbah tidak dipanggil dan
diutus Tuhan, atau buku-buku tidak penting. Yang mau dikatakan melalui fakta
yang terjadi adalah; bahwa keluarga-keluarga itu tidak perlu mendatangi
orang-orang untuk berkotbah mengutip ayat-ayat alkitab atau mengajak
orang-orang menjadi kristen, tidak perlu menggelar kebangunan rohani dengan
khotbah yang dasyat yang dipenuhi dengan begitu banyak kesaksian serta segala
jenis mukjijat penyembuhan dan lain-lain.
Melalui hidup yang benar dan berkenan
kepada Allah dalam aktiftas mereka sehari-hari bersama-sama penduduk asli
setempat ternyata sangat efisien dan efektif untuk merubah pola hidup dan
kehidupan penduduk setempat.
Walaupun banyak penduduk asli setempat
yang berkata kasar, mengejek, melecehkan bahkan memfitnah keluarga-keluarga
yang diutus itu, tetapi tutur kata mereka yang tetap sopan dan lemah lembut dengan
sikap yang tetap hangat di dalam kerendahan hati merupakan penghormatan yang
luar biasa bagi penduduk asli setempat dan menghancurkan kekerasan hati orang-orang
yang berkata kasar, mengejek, melecehkan dan memfitnah mereka itu; bahkan
menghidupkan kembali orang yang telah mati rasa.
Kata-kata ajakan tanpa mengutip
ayat-ayat alkitab yang memberi semangat, memberi solusi dan jalan keluar serta
uluran tangan atas permasalah mereka sehari-hari; pendidikan dan
pelatihan-pelatihan yang menambah ketrampilan, membuka jalan atas masalah yang
selama ini tidak dapat diselesaikan, telah menghidupkan kembali semangat hidup
orang-orang yang sudah mati pengharapan, iman dan kasih. Tingkat pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat bertumbuh dengan sangat optimis.
Kerjasama, tolong
menolong dan gotong royong menjadi kebiasaan dan budaya dalam semua sisi
kehidupan. Angka kriminalitas berkurang dengan sangat drastis. Budaya malu dan
kepedulian menunjukkan perkembangan yang sangat baik.
Pertolongan dalam pengobatan atas
orang-orang sakit serta perbaikan lingkungan tanpa publikasi koran/radio/televisi dan gembor-gembor kesana-kemari dan pengajaran mengubah pola hidup
untuk mencegah datangnya penyakit telah mengurangi begitu banyak angka kematian
dan keputus-asaan/frustasi serta meningkatkan angka rata-rata usia/masa hidup.
Doa dan kata-kata penghiburan dengan
kepedulian serta tindakan nyata di dalam kasih telah menghidupkan kembali
semangat yang patah serta pengharapan dan semangat orang-orang yang dirundung
duka dan kemalangan.
Adat istiadat yang tidak sesuai dengan
perikemanusiaan mulai ditingalkan.
Setelah berjalan beberapa waktu, penduduk
asli setempat mendatangi tempat ibadah mereka dan mau mendengarkan berita
keselamatan itu, percaya dan mengimaninya. Berbondong-bondong orang yang
bertobat dan minta dibaptis, serta mulai mau menyediakan waktu, tenaga, pikiran
terlebih hati untuk mempelajari firman Tuhan. Hal yang sangat menggembirakan
adat istiadat yang tidak sesuai dengan firman Tuhan mulai ditinggalkan.
Semua itu bukanlah dicapai dengan satu
malam, tanpa permasalahan serta pergumulan
dan perjuangan yang mudah. Tetapi dengan iman dan ketabahan
keluarga-keluarga yang diutus itu serta pertolongan Roh Kudus, maka rencana
Allah dapat direalisasikan di sana ,
kemuliaan Tuhan pun semakin ditinggikan.
Yehezkiel, bukan hanya berkhotbah
menyampaikan firman Allah (Yeh 2 : 1-5), tetapi dalam hidup
dan kehidupannya sehari-hari dia adalah orang yang berkenan dihadapan Allah.
Dia adalah teladan yang baik bagi bangsa Israel . Karena
itulah Allah memanggil dan mengutusnya menjadi nabi bagi bangsa Israel .
Paulus tidak hanya berkotbah dan
menulis surat kepada banyak penduduk-penduduk di daerah Israel, bangsa Yunani
dan Roma/Italia, tetapi dia memberi teladan
bahwa dia berkarya dan bertahan di dalam segala kelemahannya (sakit yang
ditanggunggungnya bertahun-tahun), siksaan, kesukaran dan kesesakan (2
Kor 12: 2-10), bahkan sampai mati untuk melaksanakan tugas
panggilan pelayanan yang diberikan oleh Tuhan kepadanya.
Para murid Yesus tidak hanya
memberitakan supaya orang Israel
bertobat, tetapi mereka peduli dalam
tindakan nyata kepada orang-orang yang didera sakit penyakit
dengan menyembuhkan mereka, kepada orang-orang yang dibelenggu roh jahat dengan
membebaskan mereka. Selain itu mereka membangun iman percaya orang-orang
yersebut dengan kepedulian dan tindakan nyata tersebut. Lebih jauh para murid
memberikan teladan bahwa hidup mereka sama sekali tidak tergantung kepada
sumber duniawi, karena mereka pergi menjalankan tugasnya tanpa membawa apa-apa,
bahkan makanan dan minuman sekalipun, hanya tongkat, kasut kaki dan pakaian
yang melekat di badan (Mark 6:7-13) , tanpa terlebih dahulu mengecap pendidikan
duniawi yang tinggi (seperti S3 atau PhD sekarang misalnya). Tetapi hidup dan kehidupan
mereka semata-mata tergantung kepada kuasa Allah. Mereka
memberi teladan bagaimana hidup dan kehidupan yang sesungguhnya diinginkan oleh
Yesus.
Demikian juga Anda dan saya;
sebagai orang percaya, kita dipanggil dan diutus oleh Allah di manapun kita
ditempatkan dalam tugas panggilan pelayanan kita, pada setiap sisi dan
aktifitas kehidupan kita. Baik di dalam perkataan yang membangun, terlebih di dalam tindakan dan perbuatan yang bisa dijadikan
teladan yang akan menggerakkan perubahan sesuai dengan rencana Allah. Apakah
dalam keadaan baik, maupun dalam keadaan yang sangat sulit sekalipun.
Ilustrasi menarik lainnya yang dapat
menjadi inspirasi, dapat dibaca di http://cerdas-bermakna.blogspot.com/p/teladan-yang-baik-menggerakkan.html
No comments:
Post a Comment