DIPANGGIL DAN DIUTUS DALAM TEAMWORK


          Yehezkiel dipanggil dan diutus Allah sebagai nabi kepada bangsa Israel yang memberontak dan melawan Allah. Tidak peduli apakah mereka mau mendengarkannya atau tidak, Yehezkiel tetap bekerjasama dan mengandalkan Allah dalam tugas kenabiannya (Yeh 2:1-5).
          
         Paulus dipanggil dan diutus Kristus sebagai rasul di dalam segala kelemahannya, siksaan, kesukaran dan kesesakan, sebagaimana disaksikannya dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Namun demikian dia senang dan rela, karena jika dia lemah, dia menjadi kuat oleh karena Kristus (2 Kor 12:2-10).
          Rasul Paulus tidak bekerja sendiri, dia bekerjasama dengan banyak rasul-rasul yang lain, seperti keduabelas murid Yesus, juga Titus, Timoteus, Filipus dan banyak lagi saudara sepelayanan lainnya di dalam menjalankan tugas kerasulan mereka. Mereka berbagi tugas dan daerah/tempat pelayanan dan saling mengingatkan serta saling mendoakan dan saling mendukung.          
         
         Yesus mengutus para murid berdua-dua (tidak sendiri-sendiri) untuk memberitakan agar orang Israel bertobat, tidak peduli apakah mereka diterima atau ditolak. Mereka hanya boleh membawa tongkat, satu alas kaki, satu baju tetapi Yesus memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat. Mereka tidak boleh membawa apa-apa termasuk roti, bekal dan uang. Dalam perjalanannya mereka bersaksi dan berkhotbah dan banyak mengusir roh jahat serta menyembuhkan orang sakit (Mark 6:7-13).
          Tuhan Yesus mau mengajarkan kepada murid-muridnya bagaimana kekuatan kerjasama dalam teamwork; makanya Dia mengutus mereka berdua-dua, tidak sendiri-sendiri. Yesus sendiripun tidak bekerja sendiri, Dia bekerjasama dengan Allah Bapa, Roh Kudus, para malaikat sorga dan murid-muridnya serta pengikut lainnya. Bahkan dia pernah terlihat oleh murid-muridnya berdiskusi (baca bercakap-cakap) dengan Musa dan Elia.



          Bagaimana dengan Anda dan saya ?
          
          Suatu ketika peralatan-peralatan tukang kayu sedang mengadakan rapat. Martil bertindak sebagai pemimpin rapat. Tetapi sidang memberitahukan kepadanya agar ia meninggalkan tempat itu, karena dia terlalu berisik. Martil menjawab; “Kalau saya meninggalkan tukang kayu, maka saudara sekrup harus mengikut aku. Kamu semuanya harus memutar dan memutarnya berkali-kali sebelum kamu dapat menyuruhnya pergi ke kedalaman yang kamu kehendaki”.
          “ Baik, saya akan pergi “, kata Sekrup. “Tetapi nanti saudara Ketam juga harus meninggalkan tempat ini. Semua pekerjaannya hanya di permukaaan, tidak ada kedalaman pada dirinya”.
          Menanggapi pernyataan itu, Ketam berkata; “Baik kalau begitu, Saudara Penggaris, engkau harus meningggalkan tempat ini juga. Karena engkau selalu mengukur masyarakat ini seolah-olah hanya engkaulah yang benar.”
          Penggaris tidak mau kalah; “Saya akan meninggalkan tempat ini, asalkan Saudara Kertas Pasir melakukan hal yang sama, karena ia bertindak terlalu kasar. Ia selalu menjengkelkan hati orang”.
          Di tengah-tengah perdebatan yang semakin memanas itu, masuklah tukang kayu. Ia mengenakan baju kerjanya dan memasuki tempat kerja. Satu demi satu dipergunakannya martil, sekrup, ketam, penggaris dan kertas pasir serta peralatan lainnya. Ketika hari kerja telah usai, ia telah menyelesaikan sebuah mimbar untuk dijadikan tempat mewartakan Sabda Allah.

          Ilustrasi singkat ini menggambarkan bagaimana kelemahan bekerja sendiri dan kekuatan teamwork di dalam tangan dan manajemen yang tepat. Peralatan-peralatan itu menggambarkan kita manusia dan si tukang kayu menggambarkan Allah.
Sebuah martil hanya bisa digunakan untuk memalu, tetapi bersama obeng, ketam dan peralatan lain mereka dapat digunakan membangun istana yang megah dan indah. Seorang diri, kita hanya bisa berbuat hal yang kecil, bersama-sama kita bisa berbuat hal yang lebih besar dan jika semua umat Allah bersinergi dalam satu gereja akan mampu berbuat hal yang sangat besar. Kalau semua umat Allah di seluruh dunia bekerja sama, maka kita akan mampu merubah dunia seturut dengan rencana Allah.

Alone I am nothing, with you and Thee (kamu dalam arti Tuhan) nothing is impossible.
        
         Semua umat Allah dipanggil sebagai utusan yang digunakanNya seturut dengan karunia dan talenta masing-masing orang. Kita dipanggil dan diutus bukan hanya untuk urusan rohani dan grejawi, tetapi dalam semua sisi dan aktifitas hidup dan kehidupan kita; termasuk dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan, lingkungan serta bangsa dan negara. Semua anggota keluarga seyogianyalah bekerjasama dengan saling mengingatkan, saling mendukung dan saling menopang atas tugas panggilan pelayanan setiap anggota keluarga, ditengah-tengah lingkungan, pendidikan, pekerjaan serta bangsa dan negara, karena segala sesuatu dimulai dari rumah/keluarga. Teamwork jauh lebih kuat dan ulet daripada berkarya seorang diri yang akan memberikan buah dan dampak yang jauh lebih besar dan hasil yang lebih tinggi, lebih efisien dan lebih efektip.


       
        Satu batang lidi hanya bisa berguna sebagai tusuk sate, tapi sapu lidi yang disatukan dari puluhan atau ratusan batang lidi akan mampu membersihkan sampah sekotor apapun. Karena dalam satu team sesama anggota bisa saling menopang, saling menguatkan, saling mengingatkan, serta saling mengisi kelemahan yang ada sehingga kelemahan itu tidak sampai menghancurkan kekuatan yang sudah ada.
Sehelai benang akan mudah sekali diputuskan, tetapi beberapa helai benang yang dipintal menjadi satu mempunyai kekuatan yang luar biasa.

         


       Kalaupun kita sekarang atau sebelumnya pernah mendapatkan sukses besar dalam tugas panggilan pelayanan kita, waspadalah agar kita jangan sampai sombong dengan mengkultuskan diri kita, tetapi tetaplah bersyukur dan rendah hati, karena semua itu hanya karena kasih karunia dan kuasa Allah. Karena sikap sombong seperti ini akan menodai keberhasilan pelayanan kita, bahkan menjadikannya sia-sia, bahkan dapat menimbulkan perpecahan diantara jemaat Tuhan.
Biarlah kita semakin kecil dan Allah semakin dipermuliakan di tengah-tengah tugas panggilan pelayanan kita.

          Kasih karunia Allah Bapa yang melampaui segala akal dan pikiran akan menguasai hati dan pikiran kita di dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan penyertaan RohNya yang kudus, di dalam menjawab panggilan Allah dan menjalankan tugas panggilan pelayanan kita sebagai utusan Allah di muka bumi ini. Amin

            Selamat menjalani tugas panggilan pelayanan Anda, Tuhan memberkati. Amin


No comments:

Post a Comment