BERKORBAN UNTUK BISA BERBUAH LEBIH BANYAK – MENINGGALKAN KEMULIAAN UNTUK HIDUP DI TENGAH KEMELARATAN

        Selama berabad-abad lamanya bangsa Rusia mempunyai sebuah legenda tentang seorang pangeran muda bernama Aleksis. Ia hidup di istana yang penuh dengan perhiasan emas dan permata yang gemerlapan, sementara di sekitarnya hidup begitu banyak petani miskin dalam gubuk reyot. Tergeraklah hati sang pangeran itu untuk memperbaiki kehidupan mereka. Setelah diangkat menjadi raja, maka mulailah ia mengunjungi mereka. Tetapi sayang, ia tidak dapat membangun suatu hubungan yang sungguh-sungguh dekat dengan mereka. Mereka selalu memperlakukan dia dengan sikap hormat yang tinggi dan merasa kikuk dengannya.
         
          Sang raja memikir-mikirkan cara lain untuk menolong mereka. Akhirnya ia menemukan suatau gagasan. Dia datang menemui mereka sebagai seorang dokter muda ayng ingin mempersembahkan hidupnya kepada kaum miskin. Ia mengenakan pakaian kasar. Ia mulai tinggal disekitar itu dengan menyewa sebuah rumah di sudut jalan. Sehari-hari ia mengenakan pakaian kumal seperti yang digunakan orang-orang di situ. Ia makan makanan yang paling sederhana. Terkadang ia tak tahu apa yang akan dimakan besok. Ia tidak menghasilkan uang karena ia menolong setiap orang tanpa bayar dan memberikan pengobatan secara gratis. Dalam waktu singkat ia sudah berhasil merebut kasih sayang dan perhatian semua orang. Sebagai raja Aleksis ia tidak pernah berhasil mewujudkan keinginannya itu. Tetapi sebagai dokter muda yang mengabdikan hidupnya bagi petani melarat itu, sedikit demi sedikit ia mengubah seluruh semangat tempat itu, menyelesaikan semua pertengkaran, mendamaikan segala permusuhan, menolong mereka untuk hidup lebih layak.
         
          Tak seorangpun menyadari bahwa dokter muda itu sesungguhnya adalah raja mereka sendiri yang meninggalkan istananya dan hidup di tengah-tengah rakyatnya untuk menjadi satu dengan mereka.

Disadur dari cerita John Williams.

Raja Aleksis tidak kekurangan apapun di dunia ini, tetapi kenapa dia begitu peduli dengan kesusahan rakyatnya ?


Apa yang dilakukannya bukanlah gerakan politik sebagaimana akhir-akhir ini banyak dilakukan para politikus negri kita tercinta ini, tetapi karena dia mempunyai iman dan hikmat yang hidup.
Iman dan hikmat yang hidup terlihat dari perbuatan dan tindakan nyatanya di dalam kasih. Kasih adalah kerelaan berkorban dalam tindakan nyata. Rela berkorban berarti tidak mengharapkan balas atas segala sesuatu yang dibagikan atau diberikan kepada orang yang membutuhkan.


Karena Allah telah mengasihi kita terlebih dahulu, maka seharusnyalah kita mengasihi sesama. Siapa mengatakan bahwa dia mengasihi Allah, tetapi tidak peduli atau membenci saudara atau sesamanya, maka dia adalah pendusta. Karena bagaimana mungkin dia mengasihi Allah yang tidak kelihatan jika ia tidak peduli atau membenci sesamanya ?

No comments:

Post a Comment