DIPANGGIL DAN DIUTUS - JIKA aku LEMAH, MAKA aku KUAT

         Ibu Theresa tidaklah pandai berkhotbah dan melakukan kebangunan rohani yang besar dan megah dan dia tidak mendapat karunia untuk melakukan mukjijat penyembuhan, mengusir roh jahat atau menengking setan maupun berbahasa roh. Dia juga tidak dapat merubah batu menjadi roti atau melakukan mukjijat seperti yang dilakukan Yesus ketika memberi makan lima ribu orang laki-laki belum termasuk perempuan dan anak-anak dengan lima potong roti dan dua ekor ikan dan masih sisa laki sebanyak dua belas bakul (Mat 14:13-21). Dia juga tidak lulusan fakultas kedokteran atau pendidikan setingkat S3 / PhD.

Dia mendapat tugas panggilan pelayanannya, hikmat dan karunia untuk sangat peduli, mengasihi dan berbuat sesuatu menolong sebanyak mungkin orang-orang kelaparan dan para tuna wisma di India.
Dia rela menjadi “meminta-minta” untuk mendapatkan roti sisa dari pabrik roti demi untuk mendapatkan sedikit saja roti untuk orang-orang yang kelaparan dan kedinginan itu. Dia mendapatkan caci maki, diludahi dan diusir oleh sang pemilik pabrik roti, tetapi dia tidak menyerah, dia kembali lagi, kembali lagi dan kembali lagi sampai pemilik roti itu menyerah dan memberikan semua roti yang ada di pabrik roti itu. 
Dia menggendong sendiri orang-orang yang tidak bisa lagi berjalan karena kelaparan dan kedinginan, memandikan dan membersihkan dan mengobati luka-luka mereka, baik luka jasmani maupun luka batin dengan menghibur dan menguatkan jiwa mereka, walaupun akhirnya banyak diantara mereka yang tidak tertolong dan harus mati. Dia telah menguburkan sedemikian banyak orang yang mati kelaparan dan kedinginan di luar rumah dan meneteskan begitu banyak air matanya. 
Perjalanan hidupnya tidaklah mudah, dia mempunyai pergumulan yang begitu banyak dan berat supaya mereka bisa hidup sedikit saja lebih lama lagi, syukur kalau bisa selamat dan terus hidup dengan keadaan kembali sehat.

          Yehezkiel dipanggil dan diutus Allah sebagai nabi kepada bangsa Israel yang memberontak dan melawan Allah, dan mungin saja mereka mau mendengarkannya atau tidak (Yeh 2:1-5).


Paulus dipanggil dan diutus Kristus sebagai rasul di dalam segala kelemahan tubuhnya (sakit berkepanjangan karena ada utusan Iblis yang menggocoh tubuhnya), siksaan, kesukaran dan kesesakan, sebagaimana disaksikannya dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. 

Bahkan dia harus menjalani siksaan, menjalani hukuman cambuk dan dilempar batu, ditangkap dan dipenjara, menghadapi taufan gurun pasir, badai lautan, terombang-ambing berhari-hari dan tenggelam di tengah lautan serta berpuasa. Dia juga digocoh oleh utusan iblis sehingga dia harus mengidap penyakit sepanjang hidupnya. Namun demikian dia senang dan rela, karena jika dia lemah, dia menjadi kuat oleh karena Kristus (2 Kor 12:2-10).

Yesus mengutus para murid berdua-dua untuk memberitakan agar orang Israel bertobat, ada kemungkinan mereka diterima atau ditolak. Mereka hanya boleh membawa tongkat, satu alas kaki, satu baju tetapi Yesus memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat. Mereka tidak boleh membawa apa-apa termasuk roti, bekal dan uang. Dalam perjalanannya mereka bersaksi, berkhotbah dan banyak mengusir roh jahat serta menyembuhkan orang sakit (Mark 6:7-13).



Semua tokoh di atas mengalami masa-masa sulit, dan mempunyai kelemahan ketika menjalani tugas panggilan pelayanan mereka, tetapi mereka fokus hanya kepada rencana Allah, berpengharapan hanya kepada kasih Allah serta beriman hanya kepada hikmat dan kuasa Allah. Dan ternyata mereka tidak berkekurangan karena semua dicukupkan oleh kasih dan kuasa Allah.
        
          Demikian juga kita, untuk menjalankan tugas panggilan pelayanan, kita tidak perlu harus terlebih dahulu menjadi lulusan S3 atau PhD, menjadi seorang pejabat negara, menjadi orang kaya, atau menjadi seorang public figure ternama. Tidak peduli sebesar apapun kelemahan kita atau sekecil apapun kemampuan kita sekarang, kita tidak perlu rendah diri, karena jika kita menjawab panggilan Allah dengan bersinergi bersama rekan kerja kita serta berserah dan beriman kepada Allah, maka di tangan Allah, kita akan sangat berguna dan menjadi utusan yang berhasil dan bernilai, karena Tuhan akan melengkapi kita dengan hikmat dan kuasaNya.
          
          Mungkin kita membutuhkan pendidikan, ilmu atau skill tertentu, uang, kesehatan, kebugaran tubuh dan lain sebagainya untuk menjalankan tugas panggilan pelayanan kita, tetapi kalau kita hanya mengandalkan dan mengutamakan semua itu dan melupakan apa dan bagaimana yang sebenarnya yang Allah inginkan kita lakukan, maka bagi Dia semua itu is nothing. Mengandalkan dan mengutamakan hal-hal duniawi malah akan menjamin kegagalan kita dalam tugas panggilan pelayanan kita. 
Allah itu maha pencipta dan maha kuasa, karena itu Dia bisa memberikan kepada kita apapun yang kita perlukan dalam sekejap mata, kalau Dia mau dan memang sungguh-sungguh diperlukan dalam tugas panggilan pelayanan kita. Yang dibutuhkan adalah; apakah kita berkenan dihadapanNya, apakah kita mendengar dan merespon panggilanNya itu dan apakah kita fokus, setia dan beriman kepadaNya, mengutamakan kepentingan rencanaNya (bukan mengutamakan kepentingan dan rencana kita) serta berjalan di dalam kasih dalam tindakan nyata bukan hanya kata. Maka hikmat dan kuasaNya akan kita peroleh yang jauh lebih berharga dari hikmat dan kuasa duniawi.


Dalam menjalankan tugas panggilan pelayanan, kita tidak perlu kuatir apakah kita akan ditolak dan/atau gagal, akan bangkrut lalu termalukan di dunia ini atau tersiksa ketika didera masalah, karena semua itu adalah urusan Allah dan Dia tidak akan tinggal diam atau tidak bertanggung jawab atas semua yang kita alami, jika kita berjalan semata-mata mengutamakan kepentingan Allah dan untuk kemuliaan Allah, keberhasilan sudah di depan mata kita sesuai waktu yang ditentukanNya, walaupun mungkin jalannya kelihatan sangat sulit dan seolah-olah tidak mungkin menurut pemikiran manusia. Itulah alasannya mengapa kita harus tetap bersyukur sekalipun kita lemah karena dengan demikian kita menjadi kuat dan bertahan menjalankan tugas panggilan pelayanan kita oleh karena kasih karunia Allah.

            Dalam keadaan yang sulit ingatlah nyanyian ziarah pada Mazmur 123 dan doa Yesus saat-saat menjelang tentara Romawi akan menangkap Dia sebelum disiksa cambuk dan disalibkan ;
KepadaMu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga, Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.

Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita di dalam semua kesulitan yang kita alami ketika menjalani tugas panggilan pelayananan kita.

Kasih karunia Allah Bapa yang melampaui segala akal dan pikiran akan menguasai hati dan pikiran kita di dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan penyertaan RohNya yang kudus, di dalam menjawab panggilan Allah dan menjalankan tugas panggilan pelayanan kita sebagai utusan Allah di muka bumi ini. Amin

            Selamat menjalani tugas panggilan pelayanan Anda, Tuhan memberkati. Amin


No comments:

Post a Comment